Saat aku 16 tahun dan duduk di kelas 2 SMU, kejadian terburuk yang mungkin kualami benar-benar terjadi. Orangtuaku memutuskan untuk pindah dari
Kukatakan pada semua orang bahwa aku tidak ingin tinggal di Arizona dan akan kembali ke Texas pada kesempatan pertama. Waktu tiba di Arizona , kupastikan semua orang tahu bahwa pacarku dan sahabatku sedang menungguku di Texas . Aku bertekad untuk menjaga jarak dengan semua orang, toh aku akan segera pergi lagi.
Tibalah hari pertama sekolah, dan aku sungguh sengsara. Aku hanya bisa memikirkan teman-temanku di Texas dan betapa inginnya aku bersama-sama mereka. Untuk beberapa lama, hidupku serasa sudah berakhir. Namun pada akhirnya, keadaan mulai membaik.
Dalam jam pelajaran kedua kelas akuntansi, aku pertama kali melihatnya. Dia pemuda yang jangkung, langsing, dan benar-benar tampan. Mata birunya sangat indah. Dia duduk hanya tiga kursi di sebelahku, di barisan terdepan. Merasa tak ada ruginya, aku memutuskan untuk mengajaknya ngobrol.
“Hai, kenalkan, aku Sheila. Kamu siapa?” aku bertanya dengan logat Texas .
Pemuda di sebelahnya mengira aku menyapanya dan dia menjawab, “Mike”
“Oh, hai, Mike” aku mencoba ramah. “Siapa namamu?” aku bertanya lagi, menatap si mata biru.
Dia menoleh ke belakang, seakan tak percaya bahwa aku menyapanya. “Chris” jawabnya perlahan.
“Hai, Chris!” aku tersenyum. Lalu aku kembali menekuni pekerjaanku.
Aku dan Chris mulai berteman. Kami senang mengobrol berdua di kelas. Chris seorang atlet sekolah, sedangkan aku menjadi anggota band. Di SMU, para murid berpendapat bahwa dua kelompok itu tidak boleh berteman. Kami sering bertemu di kegiatan sekolah, tetapi pada umumnya persahabatan kami hanya di dalam empat dinding kelas akuntansi.
Chris lulus tahun itu, dan kami menjalani kehidupan masing-masing selama beberapa waktu. Lalu, pada suatu hari, dia datang menemuiku saat aku sedang bekerja di sebuah toko di mall. Aku senang sekali bertemu dengannya. Dia menemaniku saat waktu istirahat tiba, dan kami pun mengobrol seperti dulu lagi. Tekanan dari teman-temannya sesama atlet telah menyurut, dan kami menjadi teman akrab. Hubungan dengan pacarku di Texas sudah tak penting lagi buatku. Kurasakan ikatanku dengan Chris semakin lama semakin kuat, menggantikan hubunganku dengan pacarku yang di Texas .
Sudah setahun berlalu sejak kepindahanku dari Texas , dan Arizona sudah semakin terasa seperti rumah saja. Chris menemaniku ke pesta sekolah, kami datang bersama dua temannya sesama atlet dan pasangan mereka. Malam pesta itu mengubah kami untuk selamanya, aku diterima oleh teman-temannya dan hal itu membuat Chris merasa lebih nyaman. Akhirnya, hubungan kami berkembang menjadi hubungan cinta yang kuat. Sekarang aku mengerti bahwa orangtuaku mengajak keluargaku pindah ke Arizona bukan untuk melukai hatiku, meskipun pada waktu itu memang itulah yang aku rasakan. Sekarang aku yakin bahwa semua hal yang terjadi ada alasannya. Sebab, bila aku tidak pindah ke Arizona , aku tak akan pernah bertemu dengan pria idamanku.
Sheila K. Reyman
(Chicken Soup, for the Teenage Soul)
(Chicken Soup, for the Teenage Soul)
No comments:
Post a Comment